Welcome To My Blog

Thursday 19 February 2009

CINTA MULAI BERSEMI

CERBER 5

Bel sekolah berbunyi, tanda masa waktu belajar telah selesai, kemudian murid-murid memberi salam pada guru.

Dengan tergesa gesa cinta merapikan buku-buku dan alat tulis kedalam tas blue jeansnya kemudian mengikat tali sepatu kesayangannya merek kickers model setinggi tumit, dia tak menggubris sedikitpun pesan iyan untuk pulang bareng, langsung saja melangkahkan kakinya keluar kelas, dia tidak melewati lorong lorong kelas tapi mengambil jalan pintas melewati kelas yang sedang dibangun yang langsung kearah halaman sekolah.

Tiba tiba langkahnya terhenti, karena melihat sosok laki laki cina bercelana pendek berwarna biru, " ih ngapain itu anak sekolahan Budi luhur kesekolahanku" gumam cinta dalam hati.

"Hei cinta!, ngapain ngumpet di situ" tanya iyan

"sstt... jangan berisik, sini yan kamu liat tu anak laki yang berseragam biru yang berdiri di pintu gerbang" jawab cinta sambil menempelkan telunjuk dibibirnya.

"iya kenapa?, kamu kenal?, dari seragamnya kurasa dia sekolahan Budi luhur" tanya iyan

"kenal sepintas aja, setiap aku menunggu angkot dicililitan aku sering ketemu dia, rupanya kami sering seiring didalam angkot, dan dia sering menyapa aku, tapi aku sangat khawatir, makanya aku menghindar dan tak menunggu angkot lagi didalam terminal melainkan di perempatan lampu merah" cinta memberi penjelaskan pada iyan

" waah... rupanya dia mencari cinta, barangkali kangen sama kamu cin..."goda iyan, iyan mengakui bahwa cinta sangat menarik, tidak bosan dipandang, gayanya yang cuek bikin laki laki penasaran.

"yan, liatin dia yah, kalau dia sudah keluar halaman, kasih tau aku"mohon cinta pada iyan

"Beres cin...." jawab iyan dengan senang hati, karena merasa dirinya sebagai pahlawan bagi cinta.

BERSAMBUNG

Tuesday 17 February 2009

HIKMAH MENENGOK ORANG SAKIT

Ketika aku sedang di luar daerah, aku mendapat kabar bahwa adik iparku sedang kritis di rumah sakit. sepulangnya setelah istirahat dari kelelahan aku menjenguknya kerumah sakit. Hatiku terasa miris melihat sosok manusia diatas ranjang dalam keadaan tak berdaya, tusukan jarum dan selang memenuhi kedua lengannya dtambah lagi alat pembantu pernapasan menutupi mulutnya, sesekali aku mendengar erangan mengalahkan alunan tilawah Qur'an dari dalam laptopnya yang dipasang adikku agar si pasien sering mendengarkan alunan kalam ilahi, "ya Robbi sayangilah hambamu yang tak berdaya ini dan ampunilah dosanya terimalah amalan ibadah dan kebaikannya" doaku dalam hati, tiba tiba hatiku sangat perih dan badanku bergetar tak terasa air mataku mengalir dipipiku, aku terbayang jika yang berbaring adalah diriku, dimana aku tidak akan berdaya lagi melakukan aktifitas dunia, kebaikan dan menegakkan syiar islam untuk rahmatan lil a'lamin bahkan ibadahpun takmampu, hanya zikir yang dapat dilakukan itupun kalau masih sadarkan diri. seberapakah banyaknya bekal pahala yang kubawa nanti ketika aku menghadap yang Maha Kuasa?. celakalah aku jika hanya sedikit untuk kembali kepada kehidupan yang abadi, aku harus memperbaiki hidupku agar lebih berkwalitas, betapa kecilnya aku jika hanya mengharapkan bisnis dari google, aku harus besbisnis dengan Allah, menyiarkan kalamnya, agar surga dapat kuraih" dialogku dalam hati. kuhapus air mataku kemudian aku meninggalkan pasien dan kupeluk adikku, kupesankan agar sabar karena Allah mencintai orang orang sabar